Panduan Aksesibilitas untuk Orang dengan Epilepsi

Peringatan audio dan visual untuk konten yang dapat memicu kejang
Peringatan audio dan visual untuk konten yang dapat memicu kejang

Speaktor 2023-07-13

Apa yang dimaksud dengan Epilepsi?

Epilepsi adalah gangguan neurologis yang menyebabkan gangguan kejang. Kejang ini dapat berkisar dari ringan hingga berat dan mungkin termasuk kejang, kehilangan kesadaran, dan gejala fisik lainnya. Kejang disebabkan oleh gangguan pada aktivitas listrik otak dan mungkin terkait dengan cedera otak atau kecenderungan keluarga. Akan tetapi, penyebabnya sering kali tidak diketahui.

Apa yang Menyebabkan Epilepsi?

Epilepsi dapat terjadi pada semua usia dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetika, kerusakan otak, dan kondisi medis lainnya. Beberapa di antaranya adalah:

Genetika dan riwayat keluarga:

Epilepsi dapat disebabkan oleh mutasi genetik atau sifat bawaan yang memengaruhi aktivitas listrik otak.

Kerusakan atau cedera otak:

Trauma atau cedera pada otak, seperti cedera kepala atau stroke, dapat menyebabkan epilepsi.

Perkembangan otak yang tidak normal:

Epilepsi dapat terjadi ketika otak tidak berkembang dengan baik, sehingga menyebabkan aktivitas listrik yang tidak normal.

Infeksi:

Infeksi pada otak, seperti meningitis atau ensefalitis, dapat menyebabkan epilepsi.

Cedera prenatal atau kelainan bentuk otak:

Epilepsi dapat diakibatkan oleh cedera yang terjadi selama perkembangan janin atau kelainan bentuk otak yang terjadi saat lahir.

Tingkat bahan kimia otak atau aktivitas listrik yang tidak normal:

Perubahan kadar bahan kimia otak atau gangguan pada aktivitas listrik di otak dapat menyebabkan epilepsi.

Penyalahgunaan atau penarikan zat:

Penggunaan atau penghentian zat tertentu, seperti alkohol atau efek samping obat-obatan, dapat menyebabkan kejang dan epilepsi.

Beberapa pemicu umum kejang fotosensitif pada orang dengan berbagai jenis epilepsi termasuk lampu yang berkedip, pola, dan warna tertentu. Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk membuat konten digital lebih mudah diakses oleh mereka yang menderita epilepsi.

penggunaan web yang dapat diakses

Perawatan Apa Saja yang Tersedia untuk Epilepsi?

Tidak ada obat untuk epilepsi, tetapi tersedia perawatan untuk membantu mengelola kondisi ini. Perawatan ini meliputi pengobatan, pembedahan, dan perubahan gaya hidup, seperti menghindari pemicu dan tidur yang cukup. Sangatlah penting untuk bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan untuk menentukan perawatan terbaik bagi kebutuhan pribadi Anda.

Pedoman Aksesibilitas Konten Web (WCAG) untuk Penderita Epilepsi

Ketika merancang konten digital, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan semua pengguna, termasuk mereka yang menderita epilepsi dan penyandang disabilitas dalam hal aksesibilitas digital . Karena kejang ini dapat mengancam jiwa, hal ini dapat membuat orang tidak dapat mengakses internet sama sekali.

World Wide Web Consortium (W33C) memiliki panduan bagi para pengembang dalam Pedoman Aksesibilitas Konten Web (WCAG) untuk membuat konten menjadi lebih mudah diakses. Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika (ADA) telah membuat jenis konten ini ilegal. Berikut adalah beberapa panduan untuk membuat konten web lebih mudah diakses oleh penderita epilepsi fotosensitif:

Hindari konten yang berkedip atau efek nyala:

Ambang batas lampu kilat atau efek nyala dapat memicu beberapa jenis kejang pada penderita epilepsi fotosensitif. Hindari menggunakan kecepatan kilatan tinggi atau efek nyala, atau batasi hingga tiga kali kilatan dan batasi piksel.

Gunakan warna dengan hati-hati:

Warna-warna tertentu, terutama merah dan biru, dan kontras yang tinggi dapat memicu kejang pada sebagian penderita epilepsi. Gunakan warna dengan hati-hati seperti warna merah jenuh dan hindari penggunaan kombinasi warna yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau memicu kejang.

Hindari konten yang berubah dengan cepat:

Konten yang berubah dengan cepat, seperti teks yang bergulir atau gambar yang berkedip-kedip, dapat menyulitkan penderita epilepsi untuk memprosesnya dan dapat memicu kejang. Hindari penggunaan konten yang berubah dengan cepat atau batasi pada durasi yang singkat.

Memberikan alternatif untuk konten audio dan visual:

Konten audio dan visual bisa jadi sulit diproses oleh sebagian penderita epilepsi. Animasi dan GIF adalah gangguan dan dapat memicu kejang pada mereka yang memiliki sensitivitas fotolistrik. Sediakan alternatif, seperti teks atau transkrip.

Desain dengan tata letak yang jelas dan sederhana:

Tata letak yang jelas dan sederhana dapat membantu penderita epilepsi memproses konten digital dengan lebih mudah. Epilepsy Foundation menyarankan untuk menggunakan font yang jelas dan mudah dibaca serta meminimalkan gangguan dan kekacauan.

Memberikan peringatan untuk konten yang berpotensi memicu:

Jika perlu menyertakan konten fotosensitifitas yang dapat memicu orang dengan epilepsi, berikan peringatan sebelum konten ditampilkan. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menjauhi konten atau mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

Menguji konten untuk aksesibilitas:

Sebelum mempublikasikan konten, ujilah aksesibilitasnya menggunakan alat bantu seperti pemeriksa aksesibilitas dan dengan meminta orang dengan epilepsi untuk memeriksanya. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah dan memastikan bahwa konten dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang.

Penderita epilepsi dapat mengalami kesulitan memproses informasi visual atau pendengaran, terutama selama kejang atau pada periode setelah kejang. Dalam kasus seperti itu, penggunaan perangkat lunak text-to-speech seperti Speaktor dapat sangat membantu. Berikut adalah beberapa alasan mengapa orang dengan epilepsi dapat memperoleh manfaat dari penggunaan text-to-speech:

  1. Mengurangi rangsangan visual: Perangkat lunak text-to-speech dapat mengurangi jumlah rangsangan visual yang terpapar pada penderita epilepsi, yang dapat membantu mencegah kejang yang dipicu oleh rangsangan visual.
  2. Meningkatkan pemahaman: Beberapa orang dengan epilepsi mungkin mengalami kesulitan dalam memproses informasi pendengaran. Perangkat lunak text-to-speech dapat mengubah teks menjadi kata-kata yang diucapkan, yang dapat meningkatkan pemahaman dan mengurangi beban kognitif.
  3. Memberikan alternatif untuk membaca: Membaca bisa jadi sulit atau tidak nyaman bagi sebagian penderita epilepsi. Perangkat lunak text-to-speech menyediakan metode alternatif untuk mengakses informasi tertulis, yang bisa jadi tidak terlalu membebani dan lebih mudah diakses.
  4. Memungkinkan untuk melakukan banyak tugas: Mendengarkan kata-kata yang diucapkan memungkinkan penderita epilepsi untuk melakukan banyak tugas dan terlibat dalam aktivitas lain sambil mengakses informasi, yang dapat sangat membantu selama periode kognitif atau sensorik yang berlebihan.
  5. Meningkatkan aksesibilitas: Perangkat lunak text-to-speech dapat meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang tunanetra atau disabilitas lain yang menyulitkan mereka untuk membaca teks tertulis.

Bagikan Postingan

Teks ke Suara

img

Speaktor

Ubah teks Anda menjadi suara dan baca dengan lantang